Menurut Bonanza88, selama bertahun-tahun orang tua khawatir tentang efek video game pada perkembangan anak-anak mereka.
Sebagian besar, orang tua merasa bahwa video game menyita waktu dari aktivitas yang lebih bermanfaat dan ada kekhawatiran tentang video game kekerasan yang mempromosikan perilaku kekerasan dan anti-sosial pada anak-anak.
Namun, banyak ilmuwan dan psikolog percaya bahwa video game memang memiliki beberapa manfaat – salah satunya adalah dapat membuat anak menjadi lebih cerdas.
Jadi, seberapa baik atau burukkah video game bagi anak-anak kita?
Efek Positif Video Game
Terlepas dari kekhawatiran banyak orang tua, tidak semua video game berbahaya bagi perkembangan anak. Banyak permainan yang menyediakan bentuk pendidikan interaktif untuk anak-anak. Mereka membantu mengajar anak-anak tentang berbagai keterampilan.
1. Memberikan anak-anak keterampilan pemecahan masalah dan meningkatkan kreativitas
Permainan seperti Legend of Zelda memberi anak kesempatan untuk berpikir kreatif saat rintangan muncul.
Karakter dalam permainan harus mencari, menavigasi, merencanakan, dan mencoba berbagai pendekatan untuk bisa maju ke tahap selanjutnya.
Video game lain seperti Bakugan: Defenders of the Core juga melibatkan perencanaan dan peluang untuk memecahkan masalah.
Minecraft adalah video game populer yang mendorong pemain untuk memanfaatkan opsi “modding” (modifikasi) untuk menyesuaikan penampilan karakter mereka.
Mereka dapat mengembangkan dunia dan level baru. Modding memberi anak kesempatan untuk mengekspresikan diri.
2. Ajari anak-anak tentang sejarah dan budaya
Video game tertentu berfokus pada peristiwa sejarah kehidupan nyata seperti Age of Empires, Civilization, dan Mythology.
Permainan ini dapat merangsang minat pada geografi, sejarah dunia, budaya kuno, dan hubungan internasional.
Orang tua kemudian dapat mengaitkan permainan ini dengan buku, museum, dan media tentang budaya dan geografi untuk menginspirasi pembelajaran.
3. Bantu anak-anak berteman
Video game dapat mendorong anak-anak untuk berteman karena merupakan kesempatan untuk aktivitas sosial.
Video game menciptakan minat yang sama bagi anak-anak Anda untuk berteman dengan orang lain yang memiliki minat yang sama.
Anak-anak dapat membuat lingkaran teman sebaya baik secara lokal maupun online.
Penelitian menunjukkan bahwa anak laki-laki sering berbicara tentang video game dengan teman sebayanya. Berteman melalui video game terbawa hingga masa remaja.
4. Anak belajar kegembiraan kompetisi
Persaingan untuk mendapatkan pengakuan di antara teman sebaya adalah perilaku normal dan sehat.
Survei mencatat bahwa salah satu alasan populer bermain video game adalah untuk bersaing dengan orang lain.
Ini adalah bentuk ekspresi kompetitif yang aman dan dapat memberikan kesempatan kepada anak-anak yang tidak pandai olahraga untuk unggul dalam sesuatu.
5. Meningkatkan keterampilan kepemimpinan pada anak-anak
Saat anak-anak bermain video game dalam kelompok, mereka bergiliran memimpin dan mengikuti.
Remaja yang bermain dalam kelompok online merasa mendapatkan keterampilan kepemimpinan dalam persuasi, motivasi, dan mediasi.
Game online juga memaparkan anak kepada anak-anak lain dari berbagai usia dan kebangsaan saat mereka bermain bersama.
6. Memotivasi anak untuk mengajar orang lain
Banyak anak senang bermain video game dengan anak lain karena mereka suka mengajari orang lain cara bermain.
Mereka saling mengajari cara berpindah dari satu titik ke titik lainnya, mengumpulkan item tertentu, dan menggabungkan berbagai elemen permainan agar berhasil.
7. Meningkatkan daya ingat anak
Video game dapat membantu meningkatkan daya ingat anak bahkan saat mereka tidak lagi bermain. Studi menunjukkan bahwa video game memfasilitasi perubahan kognitif di otak.
Orang dewasa yang memiliki pengalaman dengan video game sebelum masa remaja memiliki kinerja memori yang lebih baik daripada mereka yang tidak memiliki pengalaman bermain video game saat kecil.
Efek Negatif Video Game
1. Mendorong perilaku kekerasan
Studi menunjukkan bahwa mereka yang menonton simulasi kekerasan, seperti yang ada di video game, dapat menjadi kebal terhadap kekerasan dan lebih cenderung untuk melakukan kekerasan itu sendiri.
Ada korelasi antara penggunaan video game kekerasan dan perilaku agresif. Tapi, tidak ada cukup bukti untuk menghubungkan video game kekerasan dengan perilaku kriminal.
2. Mempromosikan isolasi sosial dan perilaku anti-sosial
Menghabiskan terlalu banyak waktu bermain video game dapat mengisolasi anak-anak.
Mereka mungkin menghabiskan lebih sedikit waktu untuk melakukan aktivitas lain seperti membaca, olahraga, pekerjaan rumah, dan berinteraksi dengan keluarga dan teman.
Namun, di kalangan gamer, menjadi penyendiri bukanlah hal yang biasa. Video game sebenarnya dapat menambah kehidupan sosial anak.
3. Menghambat anak untuk berprestasi di sekolah
Ada penelitian yang menunjukkan bahwa semakin banyak waktu yang dihabiskan anak-anak untuk bermain video game, semakin rendah prestasi mereka di sekolah.
Sebuah penelitian menemukan bahwa pecandu video game memiliki nilai yang lebih rendah dan memiliki perilaku yang lebih merusak seperti berdebat dan berkelahi dengan orang tua dan guru.
Beberapa siswa mengakui bahwa kebiasaan video game mereka mempengaruhi kinerja sekolah mereka.
Apa yang harus dilakukan orang tua? Orang tua perlu dilibatkan dalam memantau kebiasaan bermain video game anak-anak mereka.
Ini termasuk mengetahui video game mana yang dimainkan anak-anak mereka dan mengetahui kapan harus ikut campur dalam permainan anak-anak mereka.
Selain itu, orang tua perlu menetapkan batasan untuk anak-anak mereka terkait dengan permainan mereka agar tidak menjadi kebiasaan buruk.
Jangan biarkan anak-anak Anda menghabiskan berjam-jam bermain video game. Keseimbangan dan moderasi adalah kuncinya.
Saran Bonanza88, jadilah proaktif dalam aktivitas permainan anak-anak Anda dan terlibatlah dalam dunia video game bersama anak Anda.